16 Okt 2009

Pro dan Kontra "Miyabi"


Jakarta (SIB)
Di tengah pro kontra terhadap bintang film porno Maria Ozawa alias Miyabi, Menko Kesra Aburizal Bakrie, mempersilakan wanita tersebut datang ke Indonesia. Asalkan, kata Aburizal, ia tidak mengumbar aurat dan kedatangannya dengan status sebagai turis.
“Banyak artis yang tidak porno datang ke Indonesia, tapi artis porno juga banyak yang datang ke Indonesia sebagai turis kita tidak larang. Bagaimana kita mau melarang kalau datang sebagai turis,” kata pria yang akrab disapa Ical ini kemarin.
“Kalau dia (Miyabi) akan bermain dalam film porno tentu tidak kita izinkan,” tuturnya Ical yang juga ketua umum Partai Golkar ini.
Berbeda dengan Ical, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin menegaskan pihaknya tetap menolak kedatangannya. “Meski dia tak membuka aurat, tapi mukanya tetap muka porno.”
Menurut Ma’ruf, MUI dalam hal ini hanya mengeluarkan pernyataan menolak Miyabi. “MUI tidak bisa unjuk rasa seperti organisasi lain yang juga menolak,” kata Ma’ruf.
DIBATALKAN
Sementara itu produser dan sutradara fil ‘Menculik Miyabi’, Selasa (13/9), dipanggil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) ad interim Muhammad Nuh. Pemerintah meminta pihak Maxima Picture untuk membatalkan kehadiran bintang film mesum asal Jepang itu.
Dalam pertemuan tersebut telah disepakati pembatalan kehadiran bintang film porno yang telah mengundang kontroversi di masyarakat. “Kami telah meminta untuk membatalkan kehadiran Miyabi dan pihak Maxima Picture yang berencana akan mendatangkan bintang film asal Jepang itu sudah memastikan untuk membatalkannya,” jelas M Nuh.
Pertimbangan Kementerian Budpar, pembatalan itu demi menghindari kontroversi yang masih berkembang di masyarakat. “Kita tidak ingin menambah persoalan, karena itu pemerintah meminta untuk membatalkan kehadiran Miyabi.”
PROTES DERAS
Pihak Maxima Picture, Odi Mulya Hidayat, mengatakan pihaknya terpaksa membatalkan kehadiran Miyabi dan menunda penggarapan film “Menculik Miyabi”, karena makin derasnya protes terhadap film itu. “Kami harus menghargai pendapat yang berkembang di masyarakat, karena itu kami tidak ingin memaksakan kehendak untuk mendatangkan Miyabi,” ujarnya.
Sebelumnya Nuh mengibaratkan persoalan kedatangan Miyabi ke Indonesia itu seperti penjahat mau salat ke masjid, tidak perlu dilarang, karena kehadirannya tidak untuk mencuri atau melakukan kejahatan, sehingga boleh-boleh saja.
“Tapi kalau kehadirannya membawa kontroversi tidak produktif, maka sudah seharusnya dibatalkan,” katanya.
Puluhan Aktivis PMII UIM Dukung Miyabi ke Indonesia
Melawan arus. Begitulah sikap puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat Universitas Islam Makassar (UIM) soal Miyabi. Jika yang lain menolak, mereka justru mendukung kedatangan artis porno itu ke Indonesia.
Dukungan itu disampaikan mereka saat menggelar unjuk rasa di depan kampus, Jl Perintis Kemerdekaan KM 9, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (14/10).
Para pengunjuk rasa membawa beberapa poster berisi dukungan pada Miyabi. Poster-poster itu antara lain bertuliskan ‘Urus Saja Moral dan Akhlakmu, Tidak Usah Urus Miyabi’.
Koordinator aksi, Ubaidi, mengatakan tak ada salahnya Miyabi datang ke Indonesia untuk mencari nafkah sebagai bintang film. Menurutnya, menentang kedatangan Miyabi adalah menentang persamaan hak dan nilai-nilai demokratisasi yang dipraktekkan bangsa ini.
“Kami memang menolak pornografi, tapi sebagai warga negara yang menganut paham demokratisasi tidak ada alasan menolak kedatangan Miyabi. Masak bintang film lain bisa!” ungkap Ubaidi.
Ubaidi menambahkan, masih banyak hal penting yang perlu diurus selain kedatangan Miyabi. Misalnya saja kebobrokan moral yang dicontohkan oleh beberapa pejabat di negeri ini.
“Kalau Miyabi ditolak karena pernah main video mesum, bagaimana dengan pejabat atau legislator kita yang juga punya video mesum. Apakah kita berani mengusir orang-orang tersebut?” pungkas Ubaidi. (PK/Detikcom/u)

Tidak ada komentar: