24 Mei 2010

Museum Satwa Kota Wisata Batu


Sebuah museum satwa konon terbesar di Indonesia, Minggu (27/12/2009) siang, diresmikan dan terbuka untuk umum. Musem satwa yang terletak di Kelurahan Temas, Kota Batu, menjadi ikon baru Kota Wisata itu.

Memanfaatkan lahan 15 hektar, lokasi musem satwa yang berada di bawah lereng Gunung Panderman, menambah suasana sekitar museum menjadi asri dan nyaman bagi pengunjung.

Berdiri megah, museum satwa yang mematok harga tiket masuk Rp 25.000 per orang itu, langsung diserbu parg pengunjung saat mulai dibuka untuk umum pada pukul 12.00. Tak ayal, dalam dua jam saja, jumlah pengunjung sudah di atas 1.000 orang. “Untuk tiket, kita beri diskon hingga beberapa hari ke depan. Untuk warga Batu yang ber-KTP asli Batu, akan dapat potongan 50%. Sedang pengunjung dari daerah lain, kita juga masih memberi diskon khusus 20%,” ungkap Titik Ariyanto, Humas Museum Satwa.

Menurut Titik, di museum satwa ini dipamerkan berbagai macam jenis hewan langka dari beberapa belahan dunia. Selain dari hewan terkecil berbentuk serangga, beraneka macam jenis burung dan mamalia darat serta laut ikut menghiasi nuansa museum yang dirancang bak habitat asli binatang tersebut.

Tak juga ketinggalan, hewan-hewan omnivora dan carnivora macam srigala, harimau, serta singa gurun juga menghiasi diorama museum yang menghabiskan dana miliaran itu. Guna menarik animo pengunjung, pihak museum yang penangannya murni dikelola swasta di bawah bendera PT Sasri Utama itu, juga menghadirkan replica binatang purba persis di depan pintu masuk areal museum. Lebih dari itu, pengelola juga mendatangkan ratusan fosil purba serta ribuan jenis kupu-kupu dan serangga dari belahan negara macam Peru, New Guinea, Kolombia, Malaysia , China, dan dataran Kepulauan Madagaskar.

“Kami ingin menghadirkan nuansa museum yang beda dengan sebelumnya. Visi kami juga ingin memberikan liburan dengan bernuansa edukatif. Kenapa? karena dengan mengunjungi museum satwa, mereka bisa mengenal sekaligus menambah ilmu pengetahuan mereka tentang spesies berikut asal usulnya,” ucap Sudariono, Manager Pengelola Museum Satwa.

Dengan dibukanya museum satwa itu, praktis Batu yang punya julukan kota wisata kini menambah koleksi tempat wisata baru. Sebelumnya, Batu juga sudah punya Jawa Timur Park yang penuh dengan petualangan seru berikut taman bermain yang penuh edukatif.

Selain itu, BNS atau Batu Night Spectacular e yang menjual aneka wahana permainan seru macam bianglala dan flying tornado ditambah permainan sinar laser, kini harus berbagi tempat dengan munculnya wahana wisata baru museum satwa.[air/yog]

Walaupun belum sepenuhnya selesai dan terisi koleksi, suasana di depan gedung Museum Satwa yang bergaya arsitektur Romawi itu serasa berbeda. Begitu menginjakkan kaki di situ, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan sangkar raksasa yang berisi berbagai hewan langka.

Di seberang ruangan terdapat dua fosil dinosaurus yagn dinaungi lukisan langit berwarna biru cerah. “Fosil dinosaurus itu bukan asli, tetapi dibuat dari serat kaca oleh seniman Batu,” tutur Soedariono, salah seorang manajer Museum Satwa, Selasa (8/12).

Demi memberikan liburan edukatif yang menghibur pada para pelancong, kini manajemen Museum Satwa Kota Batu terus menggenjot penyelesaian bangunan berikut berbagai fasilitasnya. Terutama melengkapi museum dengan berbagai hewan awetan murni.

Sedikitnya ada 72 spesies hewan langka mulai dari hewan langka asli tanah air hingga benua Afrika serta Amerika. “Demi menciptakan ilustrasi sesuai dengan habitat aslinya kami juga mendatangkan rerumputan dari tempat asal hewan itu hidup,” kata Soedariono
Ke-72 spesies yang diawetkan itu dipajang di etalase yang cukup luas. Bahkan beberapa binatang buas seperti macan dan harimau sengaja dipajang bersama seekor kijang yang menjadi mangsa harimau.

Tujuannya untuk menunjukkan kepada pengunjung rantai makanan di alam bebas. “Agar lebih hidup kami akan memperkuatnya dengan bantuan pencahayaan khusus. Sehingga saat memandang lebih dalam ke satu etalase pengunjung serasa berada di alam bebas dan bisa membayangkan sensasinya,” tutur mantan anggota DPRD Kota Malang itu.

Ketika Surya berkeliling ke semua ruangan, memang suasana alami terasa sangat kental.
Meskipun belum sepenuhnya selesai namun etalase yang cukup luas mampu memberikan kesan alam liar di dalam Museum Satwa. “Nanti sepanjang jalan ini akan kami beri dedaunan buatan dan akan ada monyet awetan hingga serangga awetan juga yang akan bergelantung di sepanjang lorong jalan ini. Sehingga pengunjung benar-benar merasa di hutan,” jelasnya.

Bukan hanya hewan awetan saja yang disuguhkan. Beberapa fosil hewan raksasa yang amat langka pun dihadirkan di bagian dalam museum. Di bagian tengah ruangan tepatnya setelah puluhan etalase binatang awetan dilalui, pengunjung pun dihibur pertunjukan hewan langka seperti laiknya dalam film Ice Age. Misalnya, mamoth (gajah purba) bisa bergerak sendiri.
“Tahap awal kami memang baru melaunching Museum Satwa, kemudian akan diikyuti hotelnya. Baru April tahun depan kami luncurkan Batu Secret Zoom, yang menampilkan berbagai jenis binatang langka yang hidup,” tambah, Paul Sastro S, owner Museum Satwa.(Surya 9/12/2009)

Tidak ada komentar: