(16 April 2007; by fian)
Salah satu cerita yang ngebuat aku mungkin akan lebih menghargai waktu.
Dengan keterlambatan aku ngedengerin cerita ini dan berusaha mengambil apa yang ada di cerita itu dan ingin ku bagikan disini coz aku pikir ceritanya emang bagus sich.
Cerita ini mengisahkan tentang sepasang sahabat yang sebenernya saling sayang dan suatu ketika mereka membuat keputusan yang intinya sang pria menginginkan untuk pacaran selama 100 hari saja dan akhirnya mereka berdua pun menyepakatinya hingga saat itu juga mereka menginginkan hari itu juga adalah hari terindah yang bisa mereka lewati untuk pertama kalinya setelah mereka sepakat pacaran.
Akhirnya hari-hari mereka pun dilalui…
Hari pertama, mereka melewati dengan senyum dan kebahagiaan.
Hari ke 2, mereka mulai saling mengisi dalam segala kegiatan mereka.
Hari Ke 5, mereka mulai merasakan perhatian dan kasing sayang keduanya hingga makin memiliki.
Hari ke 10, mereka pergi ke pantai menikmati jingganya lagit berteman deburan ombak mereka berdua berkasih mesra seakan dunia milik berdua..
Hari ke 64, hubungan merekapun semakin akrab dan mereka berdua pergi lagi ke pantai berdua dengan penuh rasa sayang dan cinta yang akhirnya mereka duduk di pasir butih berteman debur ombak dan di bawah sinar senja mereka berciuman untuk pertama kalinya, yach.... romantis banget emang…
Hari ke 88, mereka berdua pergi naik gunung, mereka jalan bergandengan tangan dari kaki gunung hingga tempat peristirahatan yang berada di sekitar puncak gunung itu, malam pun menghampiri mereka, dengan cuaca yang cerah mereka berdua duduk diatas batu besar dengan hangat mereka berpelukan, tak sadar ada satu bintang jatuh, dan dalam hati sang gadis mempunyai suatu harapan yach make a wish gitu dech...
Hari ke 99, Di salah satu taman kota mereka berdua duduk-duudk sembari cerita, sekitar jam dua siang dengan keadaan cuaca yang panas sekidit rasa dahaga mulai menghampiri yang kemudian sang pria membelikan minum di toko tidak jauh dari taman mereka berdua tersebut.
Satu jam si gadis menunggu dengan penuh rasa cemas, hingga datanglah seseorang yang berkata "Permisi, disana ada seorang pemabuk menabrak sosok remaja ganteng yang sedang menyebrang jalan di dekat toko swalayan, dan saya tahu kalau tadi dia bersama anda duduk disini, ehmm mungkin itu teman anda", sahut seseorang itu.
Dengan perasaan cemas dan khawatir si gadis itupun lari menuju tempat kejadian, dengan penuh air mata si gadis itu melihat sang kekasihnya terkapar penuh darah yang membanjiri seluruh tubuhnya, dengan kotak minuman yang masih tergenggam ditangan, sang pria itu terus mengucurkan darah segar dari belakang kepalanya hingga ambulan datang. Dengan ditemani si gadis, pria tersebut terkapar tak tersadarkan diri, tangis air mata gadis itupun terus mengalir bersama doa yang trus ia ucapkan..
Sudah hampir 5 jam si pria tampan itu belum sadarkan diri, sekitar pukul 23.30 hanya denyut jantung yang masih menandakan tanda-tanda kehidupan pada pria itu, si gadis terus berdoa dan berharap kakasihnya itu sadarkan diri. Kemudian sekitar 23.45 dokter specialis yang dipercayakan untuk merawatnya memberikan kabar pada si gadis itu kalau tim rumah sakit udah berusaha semaksimal mungkin tapi tetap belum sadarkan juga, dan dokter itupun memberikan sepucuk surat yang di temukan di kantong celana kekasihnya itu, dengan penuh rasa sesak didata dan air mata terus mengucur, surat itupun dibuka.
Isi surat itu tertulis:
"Sayang hari-hari kita sudah hampir selesai, tidak kuat rasanya jika ku meninggalkanmu.., selama ini aku benar-benar sayang dan mencintai kamu, ingin rasanya ku memperpanjang waktu kita untuk bersama dan jujur aku ingin kita bisa selamanya seperti ini, menjadi sepasang kekasih yang tak terpisahkan.. Sayang, pada hari ke 99 ini aku menginginkan kita bisa selamanya menjadi pasangan kekasih, ternyata aku memang mencintaimu"
Sembari melipat surat itu, pukul 23.55, gadis berparas cantik dan manis itupun mendekati kekasihnya yang belum sadarkan diri..sembari memeluk dia berkata,
"Sayangku, kamu tau ga sich, kalau sewaktu kita naik gunung (hari ke 88) dan kita berdua melihat bintang jatuh dimalam cerah dan indah itu aku sempat mempunyai sebuah harapan, dan harapan itu aku menginginkan kita bisa bersama selamanya... jadi kamu bangun donk sayang. Plise bangun…., aku ga mau kamu meninggalkan aku sendirian seperti ini. Akupun sama ingin selalu bersamamu"
Pukul 00.00 tepat, bunyi keras mesin deteksi jantung terdengar mengantar nyawa pemuda itu sekaligus membuka kesunyian dan kesedihan di ruang itu, detak jantung sang pria berhenti sesaat setelah kekasihnya itu bicara beberapa kata di sampingnya.. Saat itu juga tepat ke 100 hari hubungan yang mereka jalin, dengan senyum bahagia sang pria itupun tentram meninggalkan janji yang sudah terbayar, bahwa hanya 100 hari menjalin komitmen itu meski ada keinginan untuk memperpanjang waktu itu jadi selamanya.
Berakhir dengan pelukan dan kucuran air mata sang gadis berusaha ikhlas menerima kenyataan yang terjadi di depan matanya. Setelah apa yang terjadi, waktu memang sangat cepat dan sangat berharga buat kita semua. Memang ketika keinginan atau harapan muncul tapi sulit terucap disitulah kita harus perperang, mungkin kisah ini memberi pengalaman jika kamu mempunyai keinginan terhadap seseorang, segera mungkin kamu ucapkan, karena kita ga tau apakah besok kita masih bisa ketemu dengan orang itu lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar