24 Mei 2008

Menyampaikan Kebenaran dengan Etika Santun

Lu’luah menceritakan bahwa terjadi peristiwa perselisihan antara Harun Al-Rasyid dan istrinya, Zubaidah. Harun berkata, “Engkau dicerai jika aku bukan termasuk ahli surga”. Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Harun merasa menyesal. Lalu dia mengundang beberapa ahli fiqh.

Para ahli fiqh tersebut berselisih pandangan mengenai sumpah Harun Al-Rasyid itu. Harun mengirim surat kepada beberapa ulama di daerah kekuasaannya untuk hadir di istana. Ketika para ulama telah berkumpul, Harun menjumpai mereka dan bertanya tentang sumpahnya, yaitu ucapannya kepada istrinya, ”Engkau dicerai jika aku bukan ahli surgas.”

Para ulama itu masih berselisih pandangan. Ada seorang syikh yang tidak berkomentar, yaitu Al-Laits bin Sa’d. Di akhir pertemuannya, Harun Al-Rasyid berkata kepada Al-Laits. Al-Laits berkata, ”Jika dapat berduaan dengan anda di tempat tertutup, aku akan mengeluarkan pandanganku kepadamu.”

Maka, Harun meninggalkan para ulama saat itu dan masuk ke dalam sebuah ruangan yang bertirai. Setelah berada di tempat tersebut, al-Laits berkata, ”Hendaklah anda mendekat kepadaku.”

Harun mendekat kepadanya. Al-Laits berkata,”Amankah kalau saya berbicara?”
”Aman!” jawab Harun Al-Rasyid.

Al-Laits kemudian meminta Harun untuk menyediakan Al-Qur’an. Setelah Al-Qur’an tersedia, Al-Laits berkata, ”Bukalah olehmu, wahai Khalifah, surah Al-Rahman dan bacalah!” Ketika bacaan Harun Al-Rasyid sampai pada ayat, Dan bagi orang yang takut akan saat menghadapi (maqam) Tuhannya ada dua surga (QS Al-Rahman:46), Al-Laits berkata,”Khalifah, tahan dulu dan katakan olehmu, :Demi Allah!” Mendengar perintah tersebut, raja merasa keberatan. Maka Al-Laits berkata, ”Wahai Khalifah, itu persyaratan yang harus dipenuhi.”

Maka Harun Al-Rasyid berkata, ”Demi Allah!” ketika Harun telah mengucapkan sumpah, Al-Laits berkata, ”Katakan olehmu, ”Sesungguhnya aku takut kepada maqam Tuhanku!” maka Harun Mengucapkannya.

Al-Laits berkata, ”Apa engkau dapatkan itu tidak satu surga, tetapi dua surga!” Lu’luah berkata, ”Aku hanya mendengar tepuk tangan dan luapan kegembiraan dari balik tirai. Harun Al-Rasyid berkata, ”Engkau hebat, Al-Laits!”

”Kemudian dengan perasaan penuh gembira, harun memerintahkan agas Al-Laits membagikannya kepada semua orang yang hadis pada peristiwa itu.”

(Diceritakan kembali oleh : Sasanti)

Tidak ada komentar: